Head Iklan

Senin, 17 Desember 2012

PEMBUATAN SEPTITANK MASSAL DI BELAKANG KAMPUS AKBID MAMBA’UL ULUM SURAKARTA MENGANCAM ROBOHNYA KAMPUS AKBID MAMBA’UL ULUM SURAKARTA



Solo – Rencana pemkot Solo supaya tiap desa di daerah Tawang Sari dan sekitarnya tentang program pembuatan jamban atau septitank massal atau raksasa menjadi satu tampaknya masih membuat hal yang tidak baik dan kerugian bagi lingkungan sekitarnya. Kurangnya perhatian dan mengesampingkan pemeriksaan amdal sebelum pembuatan septitank massal ditengah lingkungan sekitar membuat pencemaran lingkungan secara tidak langsung. Hal ini terjadi tepatnya di daerah Tawang Sari Surakarta, tepat dibelakang kampus baru Akademi kebidanan Mamba’ul Ulum Surakarta dan Akademi Keperawatan Mambau’ul Ulum Surakarta yang beralamatkan di jalan Ring Road, Tawang Sari, Mojosongo, Jebres, Surakarta  pas dibelakang pagar kampus dengan jarak 5 cm dari pagar kampus dibuat septitank jamban massal raksasa bagi warga Tawang Sari sekitar, seluruh WC dari semua desa di Tawang Sari dijadikan satu tempat pembuangannya tepatnya dibelakang kampus Akademi Kebidanan Mambaul Ulum Surakarta. Hal ini sangat mengganggu sekali lingkungan sekitar, terlebih lagi dengan mengesampingkan pemeriksaan amdal sebelum pembuatan septitank massal tersebut. Ketika ditinjau langsung oleh redaksi Pandawa Lima Solo pengerjaan septitank tersebut sudah pada tahap finishing dari pengerukan dengan alat berat sampai penutupan. Yang paling ironis lagi lebarnya berukuran sangat besar dan kedalaman mencapai 5 meter, sewaktu ditinjau langsung ternyata pada bangunan septitank tersebut hanya disemen menggunakan batu bata tanpa di cor dengan alat berat.

Dampak yang mungkin terjadi dengan pembangunan septitank dibelakang kampus kesehatan akan berdampak banyak sekali yaitu salah satunya selain jumlah pemasukan mahasiswa yang berkurang juga akan mencemari lingkungan dan kesehatan selain faktor bakteri Escheria Colli yang berbahaya bagi tubuh manusia karena jarak antara septitank massal raksasa tersebut sangat dekat dengan sumur tempat Akbid dan Akper Mamba’ul Ulum Surakarta berdiri dan jaraknya tidak sampai 5 meter. Selain itu pada pipa air pada kampus masih sebagian menggunakan air PAM dan air dari sumur selain digunakan untuk mencuci, berwudlu dll juga digunakan untuk kebersihan kampus. Pihak kampus dan pihak warga untuk saat ini masih belum ada komunikasi selanjutnya dengan pembuatan septitank raksasa yang menuai kontroversial tersebut, dampak kerugian yang sangat dirasakan adalah dari pihak kampus karena secara langsung gas buangan, bakteri escherica colli sangat berdekatan sekali dengan kampus serta besarnya pembuangan gas pada septitank juga sangat besar sehingga secara langsung akan berdampak pada aroma sekitarnya. Tukang yang mengerjakan pembuatan septitank tersebut ketika dimintai keterangan oleh redaksi Pandawa Lima masih belum mau dimintai keterangan yang jelas karena pembuatan tersebut menurut keterangan sudah melalui prodesur yang jelas, imbuh Tukang yang tidak mau disebut namanya tersebut.





Adsense Indonesia Adsense Indonesia
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Iklan

Recent Posts

Unordered List

Sample Text

Pages

Theme Support

banner

Pasang Iklan

Entri Yang Di Unggulkan

Terapi Berendam Es Batu Salah Satu Cara Cepat Memulihkan Energi Bagi Atlit

Solo – Sebagai seorang atlit harus dituntut mempunyai fisik stamina yang kuat dan tidak mudah lemah dikarenakan jadwal pertandingan yang pad...